February 17, 2020

Lebih Dari Dua Ribu Balita Semarang Alami Stunting, Phapros Bangun Kapasitas Kader Posyandu

Semarang, 17 Ferbuari 2020 – PT Phapros, Tbk yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk menggelar pelatihan peningkatan kapasitas kader Posyandu lewat program CSR nya. Acara yang berlangsung di pabrik Phapros, kawasan Simongan, Semarang, Jawa Tengah ini dihadiri oleh puluhan kader dari seluruh Posyandu yang berlokasi di Kelurahan Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah.

Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami mengatakan bahwa pihaknya rutin menggelar pelatihan peningkatan kapasitas kader posyandu mengingat posyandu adalah salah satu garda terdepan dalam mengentaskan angka anak – anak bertubuh pendek akibat kekurangan gizi akut atau yang lebih dikenal dengan stunting.

“Kita tahu bahwa angka stunting di Indonesia masih cukup besar. Di Semarang sendiri menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2018, angka prevalensi balita stunting di Semarang sebesar 2,73% atau sebanyak 2.708 anak,” ujar wanita yang akrab disapa Emmy ini.

Emmy menambahkan, meski angka tersebut masih lebih kecil dari dibandingkan prevalensi balita stunting di Jawa Tengah sebesar 34 persen, kondisi tersebut harus tetap menjadi perhatian bersama. “Oleh karena itu, kami selalu memberdayakan kader – kader posyandu yang memiliki peran krusial dalam memperbaiki gizi anak sehingga terhindar dari stunting,” tambahnya.

Adapun beberapa materi pelatihan yang diadakan bekerjasama dengan Puskesmas Ngemplak, Simongan, Semarang ini diantaranya adalah revitalisasi posyandu dengan meningkatkan strata posyandu – posyandu yang berada di Kelurahan Bongsari, Semarang Barat, membuat jajanan sehat untuk mencukupi kebutuhan gizi balita, serta pola asuh orangtua terhadap anak untuk mendukung program Pemerintah Kota yang ingin menjadikan Semarang menjadi Kota Layak Anak (KLA).

Heroe Soekendar, Camat Semarang Barat yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Phapros untuk mendukung program pemerintah. “Faktor yang menyebabkan stunting memang cukup banyak, namun dengan kapasitas kader posyandu yang mumpuni dalam memantau perkembangan anak, diharapkan bisa menekan angka pertumbuhan stunting,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini Semarang juga tengah didorong menjadi Kota Layak Anak (KLA) oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hingga pertengahan tahun 2019, Semarang sudah memenuhi 50 persen dari total 24 persyaratan Kota Layak Anak (KLA) dari pemerintah pusat. “Pelatihan tentang pola asuh yang baik bagi para orang tua terhadap anak yang diberikan kepada para kader posyandu hari ini diharapkan juga bisa bisa membantu Pemerintah Kota Semarang untuk mewujudkan program KLA tersebut, sehingga bisa menyusul kota – kota lain seperti Denpasar, Solo, Makassar, dan Surabaya yang telah menyandang predikat KLA kategori utama,” terang Heru.

Sejak tahun 2013, Phapros telah membina salah satu Posyandu di Kelurahan Bongsari bernama Pelita Sehat. Pilot project yang telah berhasil mencapai strata mandiri yang merupakan strata tertinggi posyandu tersebut kemudian berkembang di tahun 2019, di mana Phapros menambah satu posyandu binaan lain yang masih berada di Kelurahan Bongsari bernama Posyandu Mekarsari. Dalam mendukung aktivitas di posyandu – posyandu binaannya untuk menekan angka stunting, Phapros telah memberikan berbagai fasilitas serta berbagai pelatihan, guna melengkapi sarana dan pra sarana seperti perlengkapan makan anak yang ramah lingkungan.