November 09, 2019

Kembangkan Alkes Pengisi Tulang (bone filler) Pertama di Indonesia, Phapros Raih Penghargaan Karya Anak Bangsa dari Kemenkes RI EN

JAKARTA, 9 November 2019 – PT Phapros, Tbk yang merupakan anak usaha dari PT Kimia Farma (Persero), Tbk menerima Penghargaan Karya Anak Bangsa di Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2019 di Serpong, Tangerang, Banten, hari ini (9/11).

Penghargaan Karya Anak Bangsa merupakan bentuk apresiasi Kementerian Kesehatan pada industri farmasi dan alkes maupun perorangan yang berkontribusi dalam pengembangan produk farmasi dan alkes dalam negeri.

Adapun produk yang berhasil mengantarkan Phapros meraih penghargaan ini adalah alat kesehatan biomaterial berupa pengisi tulang (bone filler), hasil hilirisasi riset bersama Dr. dr. Ferdiansyah Sp.OT (K) dari bank jaringan RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Produk pengisi tulang (bone filler) ortopedi yang dikembangkan Phapros bersama peneliti dari RSUD Dr. Soetomo adalah produk biomaterial hydroxyapatite yang digunakan pada kasus – kasus ortopedi, seperti patah tulang, tulang keropos, dan sebagainya.

Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami mengatakan ada beberapa pertimbangan produsen Antimo ini juga mengembangkan alkes pengisi tulang (bone filler), diantaranya yakni karena angka kasus kecelakaan di Indonesia yang menyebabkan cedera tulang cukup tinggi, hingga belum adanya perusahaan farmasi dan alkes dalam negeri yang mengembangkan produk biomaterial serupa. Adapun bahan baku yang digunakan adalah dari tulang sapi, sehingga terjamin keamanannya.

Bone filler ortopedi yang kami kembangkan ini merupakan produk bone filler biologi pertama yang dikembangkan oleh industri farmasi dan alkes dalam negeri. Selama ini, kita bergantung pada produk bone filler impor, sehingga diharapkan dengan adanya bone filler buatan anak bangsa ini mampu menekan dominasi bone filler impor,” jelas Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami (Emmy).

 “Kami akan memproduksi bone filler tersebut secara massal di fasilitas produksi bone filler kami yang terletak di Bandung, Jawa Barat sebelum nantinya siap dipasarkan pada tahun 2020,” tambah Emmy.

Emmy menuturkan bahwa pihaknya belum bisa mematok target penjualan yang tinggi. “Target penjualan produk ini pada tahun 2020 masih di bawah Rp 10 miliar. Namun, ke depannya kami optimistis angka tersebut akan meningkat karena adanya program BPJS Kesehatan dan kebijakan Kemenkes yang memprioritaskan penggunaan produk alkes dalam negeri di setiap rumah sakit,” pungkasnya.